Siswa pada SDN 1 Cipagalo ini tergolong cukup banyak dan masih butuh pengetahuan mengenai pandemi virus Covid-19 yang sedang terjadi hal ini tandai dengan belum tersedianya protokol kesehatan seperti cek suhu tubuh dan belum adanya banyak wastafel untuk mencuci tangan. Saat ini pemerintah sudah menetapkan masa New Normal yang harus tetap melakukan kegiatan seperti biasa namun tetap menggunakan protokol kesehatan antara lain, jaga jarak, memakai masker dan rajin mencuci tangan. Namun pada SDN 1 Cipagalo belum memiliki wastafel yang memadai, oleh karena itu peneliti ingin membuatkan produk wastafel movabel menggunakan ilustrasi tematik (washmatic) dilengkapi dengan panduan mencuci tangan dan ilutrasi yang disukai oleh anak-anak. Ini bertujuan agar lebih semangat untuk mencuci tangan dan mencegah tertularnya virus Covid-19.
Potensi dari SDN 1 Cipagalo yang berada dilokasi strategis ini sangat tinggi untuk dikembangkan karena jumlah siswanya tergolong banyak dengan jumlah 564 siswa tetapi belum memiliki wastafel yang layak untuk siswa, guru maupun karyawan yang ada disana untuk mempersiapkan masa new normal. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru SDN 1 Cipagalo, mereka sangat mebutuhkan wastafel movabel menggunakan ilustrasi tematik(washmatic) untuk siswa, guru maupun karyawan yang ada disana. Selain pembuatan produk watafel movable, guru yang ada di SDN 1 Cipagalo juga berharap dapat diberikan bimbingan khususnya mengenai cara mencuci tangan yang baik untuk SDN 1 Cipagalo.
Terkait dengan permasalahan yang ada pada mitra atau masyarakat sasar, solusi yang akan diberikan adalah pembuatan produk. Tim Pengabdian Masyarakat yang terdiri dari dosen program studi Desain Komunikasi Visual Universitas Telkom akan merancang produk sesuai dengan kebutuhan yaitu wastafel movable menggunakan ilustrasi tematik (washmatic) untuk mempersiapkan masa new normal pada SDN 1 Cipagalo yang bertujuan untuk mencegah virus Covid-19. Tampilan pada wastafel movable ini disesuaikan dengan masyarakat sasar yaitu berupa ilustrasi karakter yang disukai anak-anak, hal ini bertujuan agar anak-anak lebih tertarik untuk mencuci tangan.
Perkembangan teknologi saat ini telah berhasil membuat produksi citra menjadi begitu terbuka. Kuasa, kapital, hingga individual, semunya berhak dan mampu mengaksesnya. Tentu motivasi dibalik instrumentasi citra ini akan menyesuaikan dengan agenda dari masing-masing penciptanya: sebagai alat persuasi nilai dan ideologi, media propaganda kapital, hingga alat untuk menyampaikan ekspresi personal. Di tangan seniman dan kreator lainnya, citra tidak hanya diciptakan untuk memenuhi tujuan-tujuan praktikal melainkan melebihinya: sebagai sebuah statement kultural dengan ragam sentimen dan penyikapan seperti kritik, estetik, afirmasi, apati, bahkan tidak menutup kemungkinan, selebrasi. Diskusi Artist as Image Maker, akan kemudian membahas persoalan sensibilitas pengolahan citra dari para seniman sekaligus pergeseran alur produksi dan distribusi citra saat ini yang tentunya mengalami perubahan.
Speaker * Eldwin Pradipta * Muhammad Akbar * Rega Rahman * Gumilar Ganjar
Saat ini, citra telah menjadi bagian yang begitu inheren dalam tubuh masyarakat mutakhir. Fungsi dan peranannya pun begitu cair. Ia digunakan sebagai medium komunikasi, sebagai ‘pelumas’ laju ekonomi, sebagai sarana edukasi, dan lain-lain. Fenomena ini, tentu menjadi sebuah dinamika kebudayaan yang menyimpan potensi sekaligus memendam persoalan.
Immediacy of Image kemudian berupaya untuk mengetengahkan persoalan citra ini dengan menekankan pada aspek ‘immediate’ atau sifat ‘segera’ darinya. Saat ini, produksi, distribusi, dan mediasi citraan telah menjadi begitu cepat sekaligus intens, mendorong kita untuk jatuh terjebak dalam sebuah ruang pengalaman yang dijejali begitu banyak citraan dengan muatan kepentingan, agenda dan ideologi tertentu, yang disadari atau tidak turut pula mendefinisikan diri kita. Pemilihan platform website sebagai kanal mediasi pameran ini pun, diarahkan untuk dapat mempertegas relevansi persoalan, dengan membicarakan citra secara natif di tempat dimana ia berada.
Immediacy of Image
Idealoka Gallery Virtual Exhibition Fakultas Industri Kreatif Telkom University 24th September – 8th October 2020
Participating Artist Adrien Mességué – FR Aldi Hendrawan – ID Asti Elmanisa – ID Aulia Yeru – ID Budi Adi Nugroho – ID Diani Hapsari – ID Eldwin Pradipta – ID Faizal Suhif – MY Huang Shao-Ying – TW Ismet Zainal Effendi – ID Iqbal Prabawa Wiguna – ID Kenji Makizono – JP Muhammad Akbar – ID Muhammad Iskandar – ID Patra Aditia – ID Radi Arwinda – ID Rega Rahman – ID Rendy Pandita – ID Samsudin Wahab – MY Shamsu Mohamad – MY Sigit Ramadhan – ID Shin Asato – JP Siti Deshinta – ID Wahyu Lukito – ID Wirania Swasty – ID Yosa Fiandra – ID
Saat ini, citra telah menjadi bagian yang begitu inheren dalam tubuh masyarakat mutakhir. Eksistensinya sudah begitu menelusup dalam keseharian. Ia digunakan sebagai media interaksi sosial, transmisi informasi, sarana pendidikan, bahkan digunakan untuk mengisi waktu senggang. Kelaziman dan pentingnya posisi citra dalam kebudayaan saat ini tentu berhutang pada perkembangan tekonologi, yang tidak hanya berhasil menjadikan proses produksi citraan menjadi hal yang begitu aksesibel, namun juga memberikan platform mediasi yang turut menjadikannya sebagai sesuatu yang familiar. Aksesibilitas ini pun menjadikan citra sebagai sebuah medium ekspresi yang demokratis bagi masyarakat, tidak lagi terbatas sebagai privilese seniman dan kreator. Apalagi dalam situasi saat ini dimana interaksi sosial serba dibatasi, keutamaan citra tersebut seperti kian mengalami penekanan. Barangkali tak sepenuhnya terbayangkan sebelumnya, aspek sesignifikan produktivitas industri dapat tetap dijaga melauli ‘citra’ sebagai mediator dan fasilitatornya, membantu masyarakat dalam mensiasati kondisi yang getir dan serba terbatas ini. Faktor-faktor tersebut, seperti paparan yang tinggi, sebaran mediasi, aksesibilitas produksi, serta implementasi dan penetrasinya baik dalam konteks yang ‘kultural’ maupun ‘kasual’, menunjukkan sebaran dan posisi citra yang serba-hadir (omnipresence) serta tak terhindarkan (inevitable) dalam peradaban saat ini. Citra, bagaimanapun, telah menjadi sesuatu yang ‘segera’.
Sifat dan posisi citra yang demikian, tentu menjadi sebuah fenomena kultural yang menyimpan potensi sekaligus memendam persoalan. Paparan terhadap citra ini juga mempengaruhi bahkan menggeser tidak hanya lanskap kebudayaan, melainkan juga sifat dari masyarakat mutakhir. Sifat ‘segera’ dari citra ini – patut disayangkan – adalah faktor kontributif yang cukup berperan dalam membangun ‘fetisisme’ masyarakat pada persoalan permukaan dan apati pada substansi. Apalagi didukung sistem ekonomi neoliberal yang menjadikan konsumsi sebagai daya dorong yang diutamakan, utilisasi citra sebagai pelumas dalam upaya persuasi konsumsi ini juga kian menumbuhkan hasrat konsumsi dan kian menekankan fetisisme yang berujung pada dekadensi masyarakat. Selain persoalan ini, produksi citra yang kian canggih ini juga berhasil ‘memperluas’ jika bukan mengaburkan realitas, ketika simulasi dimungkinkan dan manipulasi dipersilahkan. Membuat kian rumit, teknologi citraan ini pun lambat laun menginvasi ruang privat masyaakat, menjelman sebagai instrumen kekuasaan berupa panopitkon yang mengatur dan menjaga posisi masyarakat sebagai ‘tubuh yang patuh’.
Di sisi lain, produksi citraan sejatinya menawarkan potensi utilisasi sebagai perantara kritik, media ‘laporan sosial’ (social reporting), medium ekspresi personal, atau secara umum, sarana representasi gagasan. Bagi mereka yang memiliki sensibilitas yang lebih, seperti para seniman dan kreator, proses image making ini tetap menawarkan posibilitas yang hampir tanpa batas. Oleh para seniman, ciitra menjadi sebuah medium yang transformatif, elastis, dan akomodatif. Ia dapat dengan cukup tepat menyampaikan sesuatu atau secara sengaja menghadirkan kesalahan yang diniatkan (intentional fallacy). Sebagimana berhasil melayani agenda kekuasaan, melalui citra pula lah kekuasaan tersebut dikritik, melalui seniman sebagai corong dan pelakunya.
Korespondensi ulang-alik kebuayaan melalui citra ini adalah hal yang terus mewarnai dinamika kebudayaan kita. ‘Merayakannya’ saja tentu adalah hal yang kurang bertanggung jawab. Alih-alih demikian, persoalan ini perlu untuk diketengahkan, didiskusikan, dan dikaji. Pameran Immediacy of Image kemudian berupaya untuk mencoba meresopn melui cara tersebut. Dengan menghimpun beragam input, statement, dan gagsan dari para seniman dan kreator, pameran ini diharapkan dapat menjadi platform yang secara intensif membicarakan citra sebagai sebuah feomena kebudayaan, menghimpun potensi sekaligus menginevntarisir resiko yang terkandung di dalammnya. Pengguan situs jejaring (website) sebagai kanal mediasi pameran pun, diharapkan dapat kian mempertegas relevansi persoalan, membicarakan citra secara natif melalui tempat dimana ia berada.
WEBINAR 4 PreEvent Bandung Creative Movement 2020 @bcm.telkomuniversity “Innovation During Emergency“ Thursday September 10th 2020 10.00AM.
Speaker: Arbi Surya Satria Ridwan, S.T., M.Eng.@arbisurya Post Disaster Recovery and Reconstruction in Japan & Hana Faza Surya Rusyda, S.T., M.T. Thermal Comfort Strategy for Post-Disaster Buildings in Indonesia
Moderator: Ahmad Nur Sheha, S.T, M.T.
Registration Form:http://bit.ly/PreEventBCM04
— 7th Bandung Creative Movement 2020 Telkom University School of Creative Industries Contact Person Hendi 0813-1112-855 Kiki 0821-2010-4009
Selamat datang mahasiswa baru Telkom University Tahun Akademik 2020/2021 di Perguruan Tinggi Swasta No. 1 Indonesia. Selamat bergabung menjadi bagian dari #TelUtizen!
Semangat menuntut ilmu, gapai cita-citamu dan buatlah kedua orang tua bangga. Jadilah generasi unggul dan berkontribusi untuk Indonesia Maju.
Telkom University masuk menjadi Top 9 universitas di Indonesia pada Times Higher Education World University Ranking. Sedangkan untuk kategori Citations, Telkom University menduduki peringkat 1 di antara universitas lainnya di Indonesia.
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh Sivitas Akademika Telkom University yang telah memberikan dukungan pada pencapaian ini. Semoga Telkom University dapat terus memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan dunia.
“User Experience Design, as an Approach to The Implementation of Human Centered Design” Pembicara 1: Angelin Sony Tikupasang, ST Manager Chapter Designer & Capability Management Chapter Designer Department Digital & Next Business (DXB) PT Telkom Indonesia
“User Preferences: Fit in or Not Fit in?” Pembicara 2: Dandi Yunidar, S.Sn., M.Ds. IIndustrial Design Department, Telkom University School of Creative Industries
Selamat Menjadi Alumni teman-teman wisudawan FIK 2020.
Selamat juga kepada:
Galih Mandala Putra @galihmandalaaa sebagai Wisudawan Berprestasi Fakultas Industri Kreatif Periode II T.A. 2019/2020. Prodi S1 Seni Rupa IPK 3,54 TAK 828
Dinar Nuramini @_diincyy sebagai Wisudawati Berprestasi Universitas Telkom Periode III T.A. 2019/2020. Prodi S1 Desain Komunikasi Visual IPK 3,59 TAK 950
JAKARTA, Telkom University – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengumumkan klasterisasi perguruan tinggi Indonesia tahun 2020 melalui portal website Kemendikbud (http://klasterisasi-pt.kemendikbud.go.id).
Berdasarkan siaran pers Kemendikbud bahwa terdapat 2 (dua) rumusan tujuan dari klasterisasi ini adalah untuk merumuskan penciri kualitas perguruan tinggi yang telah terdokumentasi di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi dan melakukan telaah klasterisasi berdasarkan penciri tertentu untuk kepentingan pembinaan perguruan tinggi, kedua hal ini untuk membangun landasan bagi Kemendikbud dan Perguruan Tinggi untuk melakukan perbaikan terus-menerus dalam rangka meningkatkan performa dan kesehatan organisasi.
Pemeringkatan Perguruan Tinggi 2020 berfokus pada indikator atau penilaian yang berbasis Output – Outcome Base, yaitu dengan melihat Kinerja Masukan dengan bobot 45% yang meliputi kinerja Input (20%) dan Proses (25%), serta Kinerja Luaran dengan bobot 55% yang meliputi Kinerja Output (25%), dan Outcome (30%).
Penilaian pada aspek input meliputi prosentase dosen berpendidikan S3, persentase dosen dalam jabatan lektor kepala dan guru besar, rasio jumlah dosen terhadap jumlah mahasiswa, jumlah mahasiswa asing, dan jumlah dosen bekerja sebagai praktisi di industri minimum 6 bulan.
Pada aspek proses terdapat 9 indikator yang digunakan antara lain Akreditasi Institusi, Akreditasi Program Studi, Pembelajaran Daring, Kerjasama perguruan tinggi, Kelengkapan Laporan PDDIKTI, Jumlah Program Studi bekerja sama dengan DUDI, NGO atau QS Top 100 WCU by subject, Jumlah Program Studi melaksanakan program merdeka belajar, Jumlah mahasiswa yang mengikuti Program Merdeka Belajar.
Pada aspek output, terdapat empat indikator yang digunakan antara lain jumlah artikel ilmiah terindeks per dosen, kinerja penelitian, kinerja kemahasiswaan, jumlah program studi yang telah memperoleh Akreditasi atau Sertifikasi International. Sementara pada aspek outcome, terdapat lima indikator yang digunakan antara lain kinerja inovasi, jumlah sitasi per dosen, jumlah patent per dosen, kinerja pengabdian masyarakat, dan persentase lulusan perguruan tinggi yang memperoleh pekerjaan dalam waktu 6 bulan.
Rektor Telkom University (Tel-U) Prof. Adiwijaya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Sivitas Akademika Telkom University dan Stakeholders atas pencapaian ini serta menekankan bahwa fokus Telkom University bukan pada hasil melainkan pada parameter penilaiannya.
“Kami bersyukur atas capaian ini, terima kasih kepada seluruh Sivitas Akademika dan Stakeholders Telkom University atas segala kerja keras dan dukungannya. Lebih jauh, bukan hasil rankingnya yang menjadi fokus kami, namun penilaian terhadap parameter input, proses, output dan outcome menjadi ajang evaluasi diri bagi kami untuk terus melakukan continuous quality improvement. Semoga capaian ini menjadi penyemangat bagi seluruh Sivitas Akademika untuk selalu memberikan yang terbaik dalam berkontribusi untuk Bangsa Indonesia” Ucapnya.
Berdasarkan indikator penilaian dari Kemendikbud, Adiwijaya menambahkan bawa Tel-U unggul dari sisi outcome yaitu pada kinerja inovasi dan pengabdian masyarakat, jumlah sitasi dan paten per dosen serta persentase penyerapan lulusan oleh industri dalam waktu 6 bulan.
“Alhamdulillah dari kinerja outcome Tel-U memiliki nilai yang unggul dan masuk ke dalam 10 Besar Nasional. Hal ini karena Tel-U fokus pada pengembangan produk riset inovasi terbaik terbukti dengan diraihnya Anugerah IPTEK Widyapadhi sebagai PTS dengan manajemen inovasi terbaik di Indonesia. Selain itu juga Tel-U aktif dalam berbagai program kegiatan pengabdian masyarakat serta penyerapan lulusan di Industri dengan rata-rata masa tunggu 2,92 bulan dari hasil tracer studi” Jelasnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. Nizam mengatakan klasterisasi perguruan tinggi yang dilakukan setiap tahun yang disusun Kemendikbud ini terdiri atas klaster 1 sampai 5. Klasterisasi ini bukan untuk memberikan pemeringkatan terhadap perguruan tinggi. Esensi dari klasterisasi ini adalah untuk mengelompokkan perguruan tinggi sesuai dengan level perkembangannya.
“Klasterisasi perguruan tinggi ini kami melihat aspek manajemen secara keseluruhan. Jadi dari input, proses, output dan outcome,” Ucapnya saat konferensi pers daring, Senin (17/8/2020)
Berdasarkan siaran pers Kemenristekdikti berikut 19 Perguruan Tinggi terbaik dari 2.136 Perguruan Tinggi di Indonesia pada tahun 2020:
Yuk Ramaikan Foto Kontes Hari Kemerdekaan Bersama Keluarga
Hi TELUTizen!!!
Terima kasih bagi unit yang sudah berpartisipasi dalam Foto Kontes ini, mimin lihat foto-foto nya kreatif banget, ada Keluarga Bu Rinna Fridiana (Dir. Marketing) yang gemes banget menyambut hari kemerdekaan bersama pasukan kucing nya, ada juga Bu Iis Kurnia (Dir. PSAL) bersama keluarga seru-seruan lomba kerupuk walau #dirumahaja, dan Ibu Devi Pratami (FRI) yang mengobarkan semangat pejuang bersama keluarganya.
Seru banget kan gengs, masih ada waktu nih untuk ikut meramaikan suasana 17 Agustus di rumah aja bersama keluarga. Ajak teman-teman satu gedung dan satu unit yaa!!
Oyah mimin panitia lihat ada beberapa rekan yang sudah posting di medsos tapi belum terdata di form, rekan-rekan jika sudah posting tidak lupa klik link di atas yaa sebagai pendataan untuk proses penjurian kita.
Terima kasih. Salam semangat dari mimin foto kontes tujuhbelasan ?
Akhirnya, Pameran BERANDA 6.0 dateng juga! Kunjungi pameran virtual kami di laman www.berandatelkom.com mulai tanggal 8 Agustus 2018 ya! Kamu bisa akses melalui ponsel atau laptopmu loh!
Jangan lupa segera registrasi untuk ikut webinar kami: “New Normal in Interior Design for Public Space” bersama Fakhrian Maulana pada 8 Agustus 2020. Slotnya terbatas!
Kamu juga bisa nonton penampilan dari teman-teman kami di InstagramTV @beranda2020 pada 9-10 Agustus 2020.
Stay tuned, dan kunjungi Instagram @beranda2020 untuk info lebih lanjut ya!
WRAP (Work Ready Program) Entrepreneurship 2020 yang merupakan bagian dari Kurikulum 2020 sudah dibuka. Sudah ada beberapa Ide Bisnis / Startup yang akan menjadi bagian dari Program ini. Beberapa Startup masih membutuhkan tambahan tim. Silahkan cek Startup yang membuka open recruitment untuk penambahan tim.
Ayo jadi bagian WRAP Enterpreneurship 2020! BENEFIT:
Bangun bisnis sambil kuliah (diakui SKS di perkuliahan)
Bisnis yang dikerjakan sekaligus sebagai Tugas Akhir / Skripi
Pengembangan diri
Praktek bisnis
Memiliki mentor bisnis selama masa kuliah WRAP
Free Co-working Space di Bandung Techno Park
SYARAT:
Mahasiswa Tingkat 4 atau lebih
CARA PENDAFTARAN:
Silahkan kirimkan lamaran ke email sesuai yang tertera pada poster masing-masing Startup
Email lamaran di Cc ke email: tbi@telkomuniversity.ac.id
Dear TelUtizen, Sudah lama tidak bersenandung? kangen berekspresi lewat lagu? Yuk kita join di agenda JAMIN RASA (ngeJAM hari seNIN RAme SAuyunan),
Bagi yang WFO bisa langsung join ke lobby FIK (tetap jaga protokol kesehatan yaa..) untuk yang WFH, tenang aja.. langsung klik: https://zoom.us/j/91514694751
Ayo rame-rame vote lagu yang akan dimainkan oleh DOLIPRO & friends yaa, klik: bit.ly/jaminrasaHEI