Artikel blog ini dibuat berdasarkan Focus Group Discussion yang diadakan di Bandung tanggal 30 Mei 2020 bekerjasama dengan pengajar dari DKV FIK Telkom University.
Kopi menjadi salah satu komoditas unggulan di Jawa Barat. Jika berbicara tentang kopi, salah satu sentra komoditas perkebunan ini, terletak tidak jauh dari pusat Kota Bandung, Pangalengan. Wilayah yang berada di daerah pegunungan ini menjadi salah satu ikon penghasil kopi yang namanya sudah sohor di penjuru Indonesia. Belakangan, bermunculan komunitas-komunitas, salah satunya “Ambeu Pangalengan” yang fokus pada kegiatan pendampingan mitra bagi para pelaku di industri ini. Komunitas ini didirikan di tahun 2017, yang adalah komunitas penggiat kopi varian Java Arabica Preanger. Kegiatan yang dilakukan komunitas ini di antara lain adalah, kegiatan ecotourism, penyuluhan kepada para petani kopi, kegiatan wisata bagi para penyuka kopi, dan pendampingan / fasilitator kepada mitra-mitra pebisnis kopi pemula yang ada di Pangalengan.
Masyarakat binaan di Komunitas Ambeu Preanger Pangalengan memiliki hasil produksi berupa komoditas kopi, di kecamatan Pangalengan. Seiring berjalannya kegiatan komunitas, mereka meluaskan penerima manfaat kepada dampingan yang lain seperti pengusaha kedai kopi dan pengolah biji kopi mentah di kecamatan yang sama. Namun pada hasil temuan awal, komunitas ini belum mempunyai logo serta mengaplikasikannya di kemasan produk mereka secara maksimal. Padahal ini sangat berkaitan dengan keberlangsungan kegiatan mereka sebagai komunitas, dan juga sebagai lembaga yang berkepentingan untuk mentransfer nilai-nilai kepada investor dan masyarakat dampingan mereka.
Logo sendiri memiliki peran yang penting bagi para pelaku usaha baik usaha skala besar maupun usaha kecil menengah (UKM). Logo dapat diibaratkan seperti sebuah wajah yang menjadi kesan pertama bagi yang melihatnya, oleh karena nya sebuah logo menjadi sesuatu yang harus divisualisasikan enak dipandang, serta relevan sehingga mampu memberikan penjelasan mengenai apa yang ditawarkan perusahaan pemilik logo, salah satunya adalah pengusaha UKM atau Komunitas Salah satu hal yang dapat menjadi objek pengimplementasian logo adalah kemasan, yang dapat merupakan pencerminan identitas dari produk yang dijual oleh UKM tersebut.
Menyadari pentingnya hal tersebut, para pengajar dan mahasiswa dari program studi Desain Komunikasi Visual – Fakultas Industri Kreatif Universitas Telkom, akan melaksanakan pengabdian masyarakat bagi komunitas ini dengan judul kegiatan “Perancangan Logo dan Implementasinya pada Kemasan untuk Komunitas Petani Kopi Ambeu di Pangalengan”. Program ini dilaksanakan tiga orang dosen yaitu Wibisono Tegar Guna Putra, Lingga Agung, dan Diani Apsari. Serta tiga orang mahasiswa yaitu Luqman Rusdan Wiwaha, Hanif Tufail, dan Raftsany Zuhri Sjuhada Putra.
Program abdimas ini kemudian diadakan dengan melakukan pendekatan participatory melalui Focus Group Discussion terhadap desain logo dan kemasan yang akan dhasilkan bagi komunitas dan produk-produk mitra dampingan mereka. Program pengabdian masyarakat ini ditekankan pada optimalisasi pembentukan citra melalui logo dan kemasan komunitas pendamping petani dan wirausahawan di bidang komoditas kopi di Kecamatan Pangalengan. Pemahaman dan kemampuan para anggota dan mitra komunitas akan ditekankan pada partisipasi aktif mereka dalam diskusi pembentukan logo. Sekaligus menjadi sarana bagi komunitas untuk menyampaikan nilai-nilai yang akan mereka tularkan kepada masyarakat dan mitra dampingan.
Dikarenakan adanya pandemi Covid19 yang melanda Indonesia di periode dilaksanakannya abdimas ini, maka proses Focus Group Discussion dilakukan secara daring.
Berikut ini adalah dokumentasi proses FGD yang dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom:
Kegiatan abdimas ini pun didokumentasikan dalam bentuk video yang dirilis dalam link Youtube sebagai berikut :
Supaya manfaat yang dirasakan oleh mitra sasar berlangsung secara berkelanjutan, pun hasil Focus Group Discussion yang diperoleh dalam kegiatan abdimas ini akan digunakan sebagai dasar penentuan program lanjutan di lokasi yang sama, dalam proposal pengabdian masyarakat berikutnya.
Tim Pelaksana Kegiatan
Dosen: Wibisono Tegar Guna Putra, Lingga Agung, dan Diani Apsari
Mahasiswa: Luqman Rusdan Wiwaha, Hanif Tufail, dan Raftsany Zuhri Sjuhada Putra.