Fakultas Industri Kreatif – Telkom University Kampus Bandung

pengabdian masyarakat

Pengabdian Masyarakat DKV Telkom University – Desain Kemasan Produk UMKM Dodol Jenang DONANG QR

DONANG QR yang berasal dari inovasi berupa penggabungan Dodol dengan Jenang ini merupakan ide dari Qonita Riyanti dan menjadi sebuah produk terbaru yang unik dibanding pesaingnya. Donang QR merupakan UMKM yang memproduksi produknya secara kecil-kecilan di GBA Blok P13 no 11 Bojongsoang, Bandung, Jawa Barat. Usaha ini membuat sebuah inovasi berupa penggabungan Dodol dan Jenang yang selama ini sulit dibedakan oleh penikmat makanan tradisional. Qonita Menginformasikan bahwa awalnya beliau hanya menyukai makanan manis tradisional, setelahnya hal itu membuat Qonita berkeinginan membuat Dodol dan Jenang buatannya sendiri.

Kendala yang dihadapi oleh usaha Donang QR adalah belum adanya kemasan yang menarik yang digunakan oleh usaha Donang QR sehingga produk yang dipasarkan tidak menarik konsumen.Kendala yang menjadi batasan bagi Donang QR untuk mempromosikan produknya ini menjadi alasan bagi tim PKM dalam melakukan Perancangan Desain Kemasan Produk UMKM Donang QR dalam meningkatkan penjualannya. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan dengan cara menggali informasi mengenai latar belakang dari usaha Donang QR yang dikelola oleh Qonita Riyanti sekaligus owner dari usaha UMKM ini.

Program Pengabdian Masyarakat ini di laksanakan dalam bentuk hibah berupa redesain kemasan dengan menggunakan prinsip DKV dan Element of Visual Branding yang di aplikasikan pada produk Donang QR. Kegiatan ini bertujuan membantu Donang QR dalam merancang kembali kemasan produknya sehingga dapat meningkatkan Brand Awareness. Desain yang sesuai dengan latar belakang Donang QR ini diharapkan dapat membantu konsumen dalam mengenali produk yang dihasilkan oleh Donang QR dan bisa dibedakan dengan produk kompetitornya.

Dalam proses perancangan ulang kemasan ini, peancangan didasarkan pada beberapa teori yang relevan, diantaranya yaitu pengaplikasian teori Prinsip Desain Komunikasi Visual, yaitu sebuah disiplin ilmu yang mempelajari konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui media dengan tujuan menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis berupa bentuk, tatanan huruf, serta komposisi warna dan layout. Memposisikan gambar dalam tatanan tertentu yang membentuk ilustrasi dan bertujuan menarik perhatian dan memberikan kesan tertentu. Teori ini akan digunakan dalam merancang elemen visual kemasan.

Selain itu pada perancangan ulang kemasan ini pula didasarkan pada teori Element of Visual Branding serta teori Brand Awareness, yaitu bagaimana kemampuan konsumen dalam mengenai suatu produk atau merek sehingga komsumen dapat menyadari bahwa produk atau merek tersebut adalah yang terbaik dari merek lain sejenisnya (kompetitor). Dengan didasarkan pada kedua teori tersebut, diharapkan desain yang nantinya dirancang tidak hanya sebagai kemasan atau wadah bagi produk tetapi juga dapat digunakan sebagai media promosi dalam meningkatkan penjualan.

Foto ini menampilkan hasil akhir dari proses mendesain ulang kemasan produk UMKM Donang QR. Dalam gambar, terlihat produk Donang QR dengan rekomendasi desain baru yang lebih menarik, modern, dan informatif. Kemasan baru ini menonjolkan identitas produk dengan perpaduan warna yang mencolok namun elegan, disertai dengan logo UMKM yang lebih profesional. Informasi penting seperti komposisi, berat bersih, tanggal kedaluwarsa, dan kontak UMKM juga disertakan secara jelas dan rapi. Foto ini menunjukkan hasil kolaborasi tim dosen, mahasiswa, dan pemilik UMKM, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai jual dan daya saing produk di pasar yang lebih luas.

Tim Pengabdian Masyarakat yang terdiri dari tiga orang dosen dan mahasiswa ini telah merancang dan mengaplikasikan prinsip DKV pada kemasan Donang QR. Solusi dalam bentuk desain kemasan yang dihasilkan diharapkan dapat membantu Donang QR dalam memasarkan produknya.

Link Video:
https://youtu.be/NwMBH54vqVU

Tim Abdimas:
Ketua:
Aria Ar Razi, S.Ds., M.Ds. (24910003)

Anggota Dosen:
1. Adya Mulya Prajana, S.Ds., M.Ds
2. Dr. ANDREAS RIO ADRIYANTO S.E., M.Eng.

Anggota Mahasiswa:
1. Hilwah Imani Audah (1601223103)

Pengabdian Masyarakat DKV Telkom University – Desain Kemasan Produk UMKM Dodol Jenang DONANG QR Read More »

Perancangan kemasan produk suvenir boneka etnis tradisional produksi UMKM Fransmiki, Studi kasus produk adat Bali.

Fransmiki mulai berdiri pada bulan Mei 2019 di Surakarta Jawa Tengah. Setelah beberapa tahun berjalan akhirnya pada tahun 2021 mulai serius menekuni kerajinan tangan boneka yang bertemakan pakaian adat nusantara. Dan mulai memperkenalkan boneka pakaian adat dengan bergabung di komunitas-komunitas UMKM yang ada di Surakarta, serta mulai aktif mengikuti pameran yang ada. Fransmiki mempunyai misi untuk memperkenalkan keragaman budaya nusantara dan memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar. Selain itu produk yang dihasilkan dapat dijadikan alat penunjang edukasi keragaman budaya nusantara pada masyarakat umum. Produksi produk boneka etnik ini dilakukan secara manual (handmade) dengan detail dan kualitas yang baik. Walaupun dikerjakan secara manual produksi yang dihasilkan mencapai 250 pieces per bulan. Bahan yang digunakan menggunakan kain flannel berkualitas, benang sulam, kain-kain tradisional yang menjadi ciri khas tiap-tiap etnik yang ada di Nusantara.

Gambar 1 Proses produksi boneka etnik Nusantara

Produksi Fransmiki sudah menghasilkan produk boneka yang sangat beragam dan mewakili seluruh propinsi yang ada di Indonesia. Keunggulan produk yang detail dan pengerjaan yang rapih menjadikan produk ini memiliki kualitas yang tinggi. Namun demikian kemasan dan brand yang ada masih belum merepresentasikan kualitas baik dari produk tersebut. Pemilihan material yang baik, komposisi desain dan penyajian informasi yang baik akan memberikan nilai lebih terhadap produk yang ditawarkan. Dari aspek desain produk-produk yang dihasilkan Fransmiki sudah cukup baik dan berkualitas, namun penyajian dalam bentuk kemasan masih jauh dari kualitas yang baik. Hubungan antara desain kemasan yang baik dan daya tarik konsumen untuk membeli produk suvenir adalah masalah-masalah yang mencakup berbagai elemen pemasaran, psikologi, dan perilaku konsumen. Desain kemasan yang efektif tidak hanya berfungsi sebagai pelindung produk, tetapi juga sebagai alat pemasaran penting yang dapat secara signifikan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Gambar 2. Produk boneka etnik Fransmiki dan kemasannya

Solusi yang ditawarkan pada masyarakat sasar UMKM Fransmiki adalah perancangan desain kemasan beserta pengelolaan informasi data produk. Untuk membatasi ruang lingkup jenis produk Fransmiki dengan beragam etnik, solusi yang akan diberikan dilakukan pada produk dengan kategori etnik Bali. Hasil rancangan kemasan ini diharapkan dapat meningkatkan minat beli target konsumen dan sekaligus memberikan edukasi keragaman etnik Nusantara yang ada di Indonesia

Hasil rancangan kemasan menggunakan kemasan karton yang dicetak di setiap sisinya.Di bagian depan terdapat ilustrasi boneka yang sesuai dengan bentuk asli dari suvenir boneka. Di atas ilustrasi terdapat nama dari pakaian adat Bali yaitu Payas Agung dan di bawah tertulis etnis Bali. Bagian sisi kiri kotak terdapat tulisan Hikayat Nusantara yang brand baru dari Fransmiki untuk lini produk-produk suvenir boneka etnis. Di bagian sisi kanan terdapat deskripsi keterangan terkait Hikayat Nusantara dengan logo Hikayat Nusantara. Di bagian belakang kotak terdapat deskripsi informasi singkat Payas Agung dan informasi spesifikasi dari bahan yang digunakan suvenir produk boneka etnik ini. Ada dua versi yaitu pakaian adat wanita dan pakaian adat wanita.

Gambar 3. Rancangan desain permukaan pada kemasan produk

Dimensi kotak lebar 8 cm, panjang 18 cm dengan tinggi 4 cm. Kotak dilengkapi dengan magnet di bagian sisi kanannya. Cetakan kemasan dibuat tanpa cetak glossy. Kotak disajikan secara tertutup dan mudah bagi orang untuk membuka/menutup kotak karena kekuatannya magnetnya cukup ringan sehingga mudah untuk dilakukan aktivitas itu. Desain kemasan ini dilengkapi dengan kartu sertifikat yang berisi bentuk kertas tebal dengan ujung kertas rounded untuk menambah eksklusifitas. Tampilan visauakl kartu itu sama dengan visual kemasannya dengan ilustrasi, nama baju adat dan nama etnis ilustrasi itu. Di belakang kartu tersebut terdapat keterangan nama baju adat, etnis, keterangan peta lokasi tempat etnis itu berasal dan di bagian bawah terdapat logo Hikayat Nusantara. Di bagian atas terdapat stiker emboss warna emas berupa identitas Hikayat Nusantara untuk memberikan bahwa produk suvenir ini resmi produk dari Hikayat Nusantara. Di bagian kanan atas terdapat bagian tanda tangan artis pembuatnya dan di bagian tengah terdapat production date yang nantinya akan distempel dengan keterangan tanggal produksi produk suvenir itu.

Gambar 4. Produk boneka etnik Hikayat Nusantara dan kemasannya

Selain kartu sertifikat, kemasan ini juga dilengkapi dengan informasi yang terkait dengan produk suvenir boneka etnis. Isi konten terdiri dari judul nama dari pakaian etnis dan logo Hikayat Nusantara. Halaman dua berisi lokasi tempat etnis itu berasal yaitu suku  Bali. Halaman ketiga berisi peta lokasi dan keterangan informasi yang berhubungan dengan Bali. Halaman keempat berisi informasi terkait pakaian adat yang produk suvenir itu dan halaman terakhir infografis terkait nama dan struktur pakaian adat dari Payas Agung ini.

Kartu informasi dan kartu sertifikat akan dimasukkan di bagian dalam kemasan itu. Di sisi sebelah dalam ditampilkan slot untuk penempatan kartu tersebut. Produk suvenir boneka etnis diletakkan di dalam kotak dengan dialasi dengan busa hitam dan diberikan ikatan sehingga posisi produk suvenir itu dibuat dalam keadaan stabil. Hasil dari kemasan produk suvenir ini diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan emosional traveler yang akan membeli produk suvenir ini.

Tim Abdimas:
Dr. ANDREAS RIO ADRIYANTO S.E., M.Eng.
RIZKI YANTAMI ARUMSARI, S.Ds., MM.

Perancangan kemasan produk suvenir boneka etnis tradisional produksi UMKM Fransmiki, Studi kasus produk adat Bali. Read More »

Pelatihan Teknik Storytelling di Kampung Gamis Desa Karamat Mulya Soreang: Meningkatkan Keterampilan Narasi di Era Digital

Sabtu, 28 Desember 2024, menjadi momen bersejarah bagi masyarakat Kampung Gamis, Desa Karamat Mulya, dengan diselenggarakannya Pelatihan Teknik Storytelling. Program pengabdian kepada masyarakat yang dipimpin oleh Anggar Erdhina Adi, S.Sn., M.Ds., dengan anggota Pebriyanto dan Satria Budiana Tresna, ini berlangsung selama satu hari penuh di Aula Kantor Kepala Desa. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari perangkat desa, termasuk Kepala Desa Karamat Mulya, Asep Sholehudi, S.H.Ag., dan Sekretaris Desa, Atep, yang turut hadir untuk membuka acara. Pelatihan yang diselenggarakan di Aula Kantor Desa Karamat Mulya, Kabupaten Soreang.

Pelatihan yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB ini dirancang untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang konsep dan teknik storytelling, mulai dari teori dasar hingga implementasi praktis. Dalam workshop ini, peserta mengikuti lima sesi utama yang dirancang secara sistematis untuk memastikan pemahaman dan penerapan yang maksimal.

Implementasi Kegiatan Abdimas di Aula Kantor Desa Karamat Mulya

Workshop dimulai dengan sesi Pengenalan Konsep Dasar Storytelling, yang menjadi landasan penting bagi peserta. Dalam sesi ini, peserta diajarkan elemen-elemen utama storytelling seperti struktur narasi (awal, tengah, akhir), pengembangan karakter (protagonis dan antagonis), penentuan tema, pengelolaan konflik, dan penyusunan resolusi. Untuk mempermudah pemahaman, peserta diperlihatkan contoh-contoh video storytelling yang sukses sebagai referensi nyata. Sesi berikutnya, Pelatihan Teknik Produksi Video, berfokus pada teori dasar pengambilan gambar. Peserta dikenalkan pada jenis-jenis shot seperti close-up, medium shot, dan long shot, serta teknik pergerakan kamera seperti tilt, pan, dan zoom, dengan penekanan pada pentingnya pencahayaan untuk mendukung narasi. Peserta juga diajak mempraktikkan

Workshop dimulai dengan sesi Pengenalan Konsep Dasar Storytelling, yang menjadi landasan penting bagi peserta. Dalam sesi ini, peserta diajarkan elemen-elemen utama storytelling seperti struktur narasi (awal, tengah, akhir), pengembangan karakter (protagonis dan antagonis), penentuan tema, pengelolaan konflik, dan penyusunan resolusi. Untuk mempermudah pemahaman, peserta diperlihatkan contoh-contoh video storytelling yang sukses sebagai referensi nyata. Sesi berikutnya, Pelatihan Teknik Produksi Video, berfokus pada teori dasar pengambilan gambar. Peserta dikenalkan pada jenis-jenis shot seperti close-up, medium shot, dan long shot, serta teknik pergerakan kamera seperti tilt, pan, dan zoom, dengan penekanan pada pentingnya pencahayaan untuk mendukung narasi. Peserta juga diajak mempraktikkan teknik ini menggunakan perangkat sederhana, seperti smartphone, agar dapat langsung mengaplikasikan materi yang dipelajari. Pada sesi ketiga, Praktik Editing Video dengan Aplikasi CapCut, peserta diajarkan cara memotong klip, menambahkan transisi, teks, musik latar, hingga efek visual, memberikan pengalaman konkret dalam mengolah video dari tahap awal hingga siap ditayangkan. Sesi keempat, Implementasi Teknik Storytelling dalam Video, menantang peserta untuk mengintegrasikan elemen-elemen storytelling ke dalam karya video yang mereka buat, dengan fokus pada tema tradisi lokal, aktivitas sehari-hari, atau isu sosial. Workshop ini ditutup dengan sesi Presentasi dan Evaluasi Karya, di mana peserta mempresentasikan hasil karya mereka dan menerima umpan balik dari pemateri maupun peserta lainnya. Sesi ini menjadi ajang pembelajaran kolektif yang memberikan wawasan untuk meningkatkan kualitas karya di masa depan.

Kombinasi dari teori, praktik, dan evaluasi yang terintegrasi menjadikan pelatihan ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Kampung Gamis dalam storytelling, baik untuk kebutuhan pribadi maupun profesional. Untuk memberikan motivasi, dua karya terbaik dipilih berdasarkan kreativitas, teknik, dan kekuatan cerita, dengan hadiah berupa souvenir. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis masyarakat Kampung Gamis, tetapi juga memperkenalkan mereka pada potensi besar yang dapat dicapai melalui storytelling di era digital. Dengan kemampuan memproduksi video berkualitas, masyarakat kini memiliki alat untuk mempromosikan budaya dan potensi lokal ke tingkat nasional bahkan internasional.

Hasil dari Kegiatan Abdimas Telkom University di Desa Karamat Mulya.

Kegiatan pelatihan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Kampung Gamis, terutama dalam penguatan identitas lokal, pemberdayaan digital, dan pengembangan ekonomi kreatif. Melalui video storytelling, masyarakat dapat menampilkan dan merayakan tradisi serta budaya lokal mereka kepada audiens yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional, sehingga memperkuat kebanggaan dan kesadaran akan kekayaan warisan budaya mereka.

Selain itu, pelatihan ini memberdayakan peserta untuk menjadi agen perubahan yang mahir memanfaatkan teknologi digital sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan positif, menjadikan teknologi bukan sekadar alat, tetapi juga sarana strategis untuk komunikasi yang efektif. Dengan keterampilan baru yang diperoleh, peluang dalam sektor ekonomi kreatif pun terbuka lebar, seperti promosi pariwisata lokal, kewirausahaan berbasis konten digital, dan pengembangan jaringan pemasaran melalui platform digital, yang secara keseluruhan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

Menurut Ketua Pelaksana, Anggar Erdhina Adi, "Pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga membangun kesadaran naratif yang mendalam, sehingga masyarakat dapat menghadapi tantangan modern tanpa melupakan akar budaya mereka." Kepala Desa Karamat Mulya, Asep Sholehudi, S.H.Ag., juga menambahkan, “Kami sangat mendukung program ini karena mampu memberdayakan masyarakat dan mempromosikan potensi desa di era digital. Kolaborasi seperti ini penting untuk memajukan desa secara berkelanjutan.” Dengan semangat kolaborasi antara masyarakat, akademisi, dan pemerintah desa, pelatihan ini menjadi langkah awal yang strategis dalam memberdayakan masyarakat Kampung Gamis untuk terus berkembang di era modern.

Pelatihan Teknik Storytelling di Kampung Gamis Desa Karamat Mulya Soreang: Meningkatkan Keterampilan Narasi di Era Digital Read More »

Perancangan Model Produksi Video Storytelling Bagi Masyarakat Kampung Gamis Desa Karamat Mulya

Perancangan Model Produksi Video Storytelling Bagi Masyarakat Kampung Gamis Desa Karamat Mulya

Perancangan Model Produksi Video Storytelling Bagi Masyarakat Kampung Gamis Desa Karamat Mulya

Lingga Agung (NIP: 20870001)
Muchammad Zaenal Al Ansory (NIP: 23880003)
Nabila Alifah Putri (NIM: 1601213318)
Ahmad Yusuf Kautsar Ilmi (NIM: 1601223132)
Rafiurrizki (NIM: 1601223241)

Desa Karamat Mulya, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung – Kampung Gamis,
sebuah desa dengan sejarah panjang dan kekayaan tradisi, kini menghadapi tantangan dalam mempertahankan warisan budayanya di tengah arus globalisasi. Sebagai salah satu desa yang menjadi simbol kearifan lokal, Kampung Gamis dikenal dengan cerita rakyat, adat istiadat, dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Namun, di era digital, tradisi ini mulai terpinggirkan oleh budaya global yang mendominasi ruang publik. Menjawab tantangan ini, sebuah inisiatif pelatihan storytelling dan produksi video storytelling dirancang untuk memberdayakan masyarakat, khususnya generasi muda, dalam mengemas cerita-cerita lokal menjadi narasi visual yang menarik dan relevan.

Gambar 1. Pembukaan Pelatihan

Gambar 2.Penyampaian Materi

Melestarikan Warisan melalui Narasi Visual
Nama Kampung Gamis sendiri terinspirasi dari kain gamis, yang dalam sejarahnya menjadi simbol kehormatan dan identitas lokal. Kain ini tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari tetapi juga menjadi medium bercerita tentang nilai-nilai luhur masyarakat Kampung Gamis. Sayangnya, cerita-cerita ini mulai dilupakan, terutama di kalangan generasi muda yang lebih terpapar pada budaya global melalui media digital. Pelatihan storytelling hadir sebagai solusi untuk menghidupkan kembali cerita-cerita ini dalam format yang dapat diterima oleh generasi masa kini. Pelatihan ini dirancang dengan pendekatan sistematis yang dimulai dari pengenalan elemen dasar storytelling. Peserta diajarkan bagaimana membangun struktur cerita yang menarik, mulai dari pendahuluan, konflik, hingga resolusi. Selain itu, elemen-elemen lain seperti pengembangan karakter, tema, dan dialog juga menjadi fokus pelatihan. Dengan bimbingan fasilitator, peserta dilatih untuk mengidentifikasi cerita-cerita lokal yang bernilai historis dan mengemasnya menjadi narasi visual yang memukau.

Produksi Video: Media Modern untuk Tradisi Klasik
Selain memahami teknik storytelling, peserta dilatih dalam produksi video menggunakan alat sederhana seperti smartphone. Dengan aplikasi editing seperti CapCut, peserta belajar teknik pengambilan gambar, pencahayaan, pengeditan, hingga penyusunan klip video. Pelatihan ini memberikan pengalaman langsung kepada peserta untuk menghasilkan video storytelling yang dapat dipromosikan melalui platform digital. Praktik langsung menjadi salah satu sesi paling menarik dalam pelatihan ini. Peserta bekerja dalam kelompok untuk memproduksi video berbasis cerita lokal. Proses ini dimulai dari brainstorming ide, penyusunan skenario, pengambilan gambar, hingga editing. Dengan dukungan fasilitator, peserta berhasil menghasilkan karya yang tidak hanya estetis tetapi juga bermakna, mencerminkan tradisi dan budaya Kampung Gamis. Menghubungkan Tradisi dan Teknologi Pelatihan ini menekankan pentingnya memadukan tradisi dengan teknologi modern. Video yang dihasilkan menjadi sarana efektif untuk mempromosikan potensi budaya dan tradisi lokal kepada khalayak luas. Melalui platform digital seperti YouTube, Instagram, dan Facebook, cerita-cerita Kampung Gamis kini dapat diakses oleh generasi muda, baik di dalam maupun luar negeri. Teknologi tidak lagi menjadi ancaman bagi tradisi, melainkan jembatan yang menghubungkan budaya lokal dengan dunia global.

Dampak Positif bagi Masyarakat
Program ini membawa dampak yang signifikan bagi masyarakat Kampung Gamis. Generasi muda yang sebelumnya hanya menjadi konsumen budaya global kini bertransformasi menjadi agen perubahan digital. Mereka mampu memanfaatkan teknologi untuk mendokumentasikan, melestarikan, dan mempromosikan budaya lokal. Selain itu, keterampilan baru ini membuka peluang ekonomi kreatif, seperti pembuatan konten pariwisata dan pengembangan usaha berbasis budaya. "Melalui pelatihan ini, kami belajar cara baru untuk menjaga tradisi kami tetap hidup. Sekarang, kami bisa menggunakan teknologi untuk berbagi cerita dengan cara yang lebih menarik dan modern," ujar salah satu peserta pelatihan dengan penuh semangat.

Gambar 3. Foto bersama peserta Pelatihan

Gambar 4. Salah satu peserta sedang mempraktikan materi

Menuju Pemberdayaan yang Berkelanjutan
Program ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mendorong digitalisasi desa dan pemberdayaan masyarakat lokal. Pelatihan ini bukan hanya proyek sesaat, melainkan awal dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penguasaan teknologi. Dengan kolaborasi antara masyarakat, perangkat desa, dan fasilitator, Kampung Gamis menunjukkan bahwa tradisi dan teknologi dapat berjalan seiring.Di tengah arus globalisasi, Kampung Gamis membuktikan bahwa identitas lokal dapat tetap relevan dan berdaya saing. Melalui pelatihan storytelling dan produksi video, masyarakat Kampung Gamis tidak hanya mampu melestarikan warisan budaya mereka tetapi juga menciptakan peluang baru untuk masa depan yang lebih cerah. Program ini menjadi bukti nyata bahwa dengan kreativitas dan kolaborasi, tradisi dapat hidup berdampingan dengan modernitas.

Perancangan Model Produksi Video Storytelling Bagi Masyarakat Kampung Gamis Desa Karamat Mulya Read More »