Kegiatan pelaksanaan pengadian kepada masyarakat inidilakukan dalam bentuk praktek yang hasilnya akandihibahkan berupa perancangan brand identity dan brand strategi harapannya pengunjung dapat mudah mengingatdan mengenali citra dan karakteristik Desa Mekarsari.Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berlangsungdalam dua tahapan, yang pertama jadwal presentasiprogres serta diskusi hasil desain awal pada hari Senin, 10 Juni 2024. Kedua penyerahan hibah yang dilaksanakanpada hari Rabu, 26 Juni 2024. Karya desain yang dihibahkan berupa buku panduan berupa graphic standard manual (GSM) dan implementasinya pada media promosidan merchandise.
Proses awal yang dilakukan pada kegiatan ini adalah timmelakukan observasi lapangan untuk mendapatkangagasan awal. Beberapa gagasan termasuk konsep yang masih dasar atau ide-ide kreatif yang belum jelas akandipertimbangkan untuk dimasukkan ke dalam ide- desainyang lebih terperinci, detil dan mudah dipahami.
Tahapan selanjutnya adalah perancangan, pada tahapan inifokus pada tahapan visualisasi logo dan supergrahic yang nantinya akan diterapkan di berbagai media.
Setelah keseluruhan karya desain selesai selanjutnya pada Rabu, 26 Juni 2024 proses penyerahan karya desainberupa brand identity dan brand strategy kepada pihakmitra. Setelah itu sertifikat diserahkan kepada mitra sebagaitanda bahwa proses hibah ini telah selesai dan dilaksanakan sesuai rencana yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
Berikut hasil pengabdian kepada masyarakat yang telahdilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa.
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam peningkatan kualitas manusia dan merupakan indikasi dari kemajuan suatu masyarakat dan bangsa. Salah satu bentuk pendidikan selain pendidikan formal adalah pendidikan dengan titik berat pada nilai agama. Salah satunya adalah dalam bentuk Raudhatul Athfal. Pentingnya ilmu agama sebagai titik berat pendidikan banyak diminati oleh para orangtua, sehingga selain menciptakan siswa yang berpendidikan juga memiliki nilai agama yang kuat. Hal ini yang menjadi basis dalam metode pembelajaran di jenjang sekolah tingkat Raudhatul Athfal, yaitu untuk memberikan nilai pendidikan keagamaan dan formal khususnya bagi anak usia dini. Sebagai sarana penunjang kegiatan belajar, sudah seyogyanya memberikan pelayananan terbaik bagi anak didiknya. Perpustakaan sebagai sarana atau fasilitas yang dapat dikatakan wajib ada pada setiap sarana pendidikan harus mampu mewadahi dan mengakomodir kebutuhan anak didiknya. Berdasarkan hasil survey dan wawancara dan pihak sekolah, ruang perpustakaan yang ada pada Raudhatul Athfal Baitussalam belum memenuhi kriteria tersebut. Meskipun rak buku sudah tersedia, namun belum disesuaikan dengan karakteristik pengguna yang sebagian besar anak-anak. Hal tersebut mengakibatkan minat baca anak berkurang. Oleh karena itu diperlukan perancangan desain interior dan furniture, dalam mewadahi kebutuhan tersebut. Diharapkan hal tersebut menjadi solusi yang tepat bagi permasalahan dalam hal tercapainya tujuan dari pihak sekolah untuk dapat lebih meningkatkan minat baca bagi siswanya, tentu saja dengan memaksimalkan minimnya luas ruang yang ada
Sekolah Raudhatul Athfal ini berada di tengah pemukiman penduduk dan merupakan salah satu sarana pendidikan formal yang mengutamakan nilai islami sebagai basis pendidikannya dan dibawah naungan Direktorat Agama Islam. Raudhatul Athfal sendiri berada pada area atau lingkungan Mesjid Baitussalam, sehingga banyak memiliki kegiatan selain kegiatan belajar mengajar. Luas area Raudhatul Athfal Baitussalam adalah 600m2, terdiri dari area bermain, ruang belajar, perpustakaan dan area pertunjukan semi outdoor
Melalui proses kunjungan dan wawancara dengan pihak sekolah, diketahui bahwa pihak sekolah membutuhkan bantuan terkait fasilitas perpustakaan yang dapat mewadahi kebutuhan mengakses informasi sekaligus dapat menarik minat baca bagi anak didiknya. Kondisi yang ada saat ini adalah susunan buku-buku bertumpuk dan tidak memiliki tata letak yang baik, sehingga membuat kondisi ruang menjadi tidak nyaman dan tidak beraturan. Untuk itu diperlukan sebuah perencanaan dan perancangan sarana penunjang pemenuhan kebutuhan dari aktifitas yang dilakukan, agar dapat memaksimalkan kondisi ruang yang ada dengan keterbatasan luasan
Keterbatasan ruang perpustakaan di Raudhatul Athfal Baitussalam menjadi tantangan tersendiri dalam menciptakan ruang berikut rak display yang dapat mewadahi sekaligus menjadi daya tarik anak untuk dapat membaca di perpustakaan. Solusi penataan ruang yang baik dan disesuaikan dengan karakteristik anak dapat diimplementasikan sesuai dengan kondisi ruang dan dana yang tersedia. Penggunaan material ekonomis dari segi harga dan bentuk sederhana sebagai upaya menekan biaya produksi ketika perancanaan akan diimplementasikan.
Adapun solusi yang diberikan pada permasalahan yang dihadapi oleh Raudhatul Athfal Baitussalam adalah sebagai berikut:
Bentuk yang digunakan sebagian besar adalah bentuk geometris seperti lingkaran dan bentuk-bentuk sederhana seperti persegi
Pemilihan warna yang digunakan adalah warna-warna kontras, yang dapat membangkitkan semangat bagi anak. Selain itu pemilihan warna juga berdasarkan hasil diskusi dengan pihak sekolah yang menginginkan melibatkan unsur warna yang dimiliki Yayasan dalam perancangannya
Material yang digunakan adalah material yang relatif aman bagi anak, tidak mengandung zat berbahaya. Sebagian besar menggunakan material kayu dengan finishing cat duco
Pencahayaan menggunakan pencahayaan gabungan, yaitu pencahayaan alami yang didapat dari jendela pada ruang perpustakaan ditambah dengan penempatan lampu LED sebagai pencahayaan buatan utama. Untuk menambah kesan dramatis ditempatkan juga hidden lamp pada elemen interior berupa pepohonan yang berada di pojok ruangan.
Sebagai solusi atas keterbatas ruang yang ada, pada ruang perpustakaan tidak adanya penempatan kursi dan meja baca, sebagai gantinya lantai menggunakan vinyl parquet dimodifikasi dengan penggunakan rumput sintesis, sehingga siswa dapat melakukan aktivitas membaca dilantai dengan nyaman
Video Kegiatan:
Tim Dosen Desain Interior
Ketua : Niken Laksitarini, S.Ds., M.Ds./NIP. 208000053
Anggota :
1. Ardianto Nugroho, S.Ds., M.A.B /NIP. 208700113
2.Ganesha Puspa Nabila, S.Sn., M.Ds/NIP. 20940012
3. Maysitha Fitri Az Zahra, S.Ds., M.Ds/NIP. 20940011
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini merupakan Kegiatan dosen dan mahasiwa Program Studi Desain Komunikasi Visual – Fakutas Industri Kreatif Universitas Telkom untuk memberikan kontribusi berupa “Pengembangan Konten Kreatif Digital bagi Mahasiswa Akademi Tata Boga Bandung”. Pada kegiatan ini memberikan pemaparan teori dan praktik bagaimana mengembangankan konten kreatif digital bagi mahasiswa Akademi Tata Boga Bandung. Bentuk kegiatan dilakukan dengan cara metode transfer keilmuan berupa pelatihan, penyampaian pengetahuan mengenai konsep dan teknik mengembangankan Konten Kreatif Digital. Pelatihan ini merupakan pengembangan dari mata kuliah Komputer Grafis, Tipografi dan Tata Letak Grafis, Fotografi yang terdapat pada kurikulum Desain Komunikasi Visual pada peminatan Desain Grafis, dan termasuk dalam ranah keilmuan Desain Komunikasi Visual khususnya bidang kreatif. Adanya kegiatan ini diharapkan dapat mendorong mahasiswa untuk memahami media literasi visual dengan baik, dapat menumbuhkan kreativitasnya dan produsen informasi melalui kemasan visual yang menarik, inovatif, serta informatif.
Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki banyak bangunan bekas zaman Belanda. Bangunan ini sering disebut juga sebagai bangunan heritage yang menerapkan gaya art deco pada desainnya. Banyak bagunan heritage di Bandung yang dijadikan ruang publik agar bisa dilestarikan dan diapresiasi, ada pula yang dijadikan bangunan sekolah. Salah satu sekolah yang lokasinya menempati bangunan bekas zaman Belanda adalah SMKN 15 Bandung. Beberapa bagian dari bangunan sekolah masih memperlihatkan gaya khas bangunan bekas zaman Belanda.
Enviromental graphic design (EGD) sudah tersedia di beberapa titik di sekolah, berupa signage dan wayfinding. Namun, EGD di SMKN 15 Bandung belum didesain dengan maksimal dan kurang memperlihatkan identitas, oleh karena itu tim abdimas Universitas Telkom ingin merancang desain EGD baru untuk SMKN 15 Bandung dengan gaya art deco yang menjadi ciri khas bagunan heritage di Kota Bandung. Perancangan EGD, selain untuk memberi informasi terkait ruang dan lingkungan yang ada di sekitar sekolah, juga untuk memberikan image atau branding khusus pada lingkungan tersebut. Dengan adanya perancangan desain EGD bergaya art deco di SMKN 15 Bandung, diharapkan akan memberikan branding yang positif pada sekolah
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan oleh 3 dosen dan 2 mahasiswa Fakultas Industri Kreatif (FIK) Telkom University. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini meliputi analisis masalah, pembuatan konsep dan perancangan environmental graphic design. Pelaksanaanya dimulai dengan sketsa, desain digital sesuai dengan kebutuhan lalu penerapan environmental graphic design di SMKN 15 Bandung. Perancangan EGD dilakukan dari bulan April-Mei sedangkan hibah produk secara resmi diberikan pada bulan Mei.
Berdasarkan wawancara dan survey yang dilakukan, pihak sekolah menganggap bahwa perlu adanya keberlanjutan kerjasama antara Universitas Telkom dengan mitra SMKN 15 Bandung dalam hal desain, sehingga redesign tidak hanya dilakukan pada aspek EGD saja tapi pada bidang desain yang lain.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan kolaborasi internal usulan pengajar program studi Informatika Fakultas Informatika, Hubungan Masyarakat Fakultas Komunikasi dan Bisnis dengan program studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Industri Kreatif dengan Universitas Telkom. Berawal dari potensi Pemuda Penggerak Pariwisata Kabupaten Bandung (PAPRIKA) yang memiliki tugas untuk melakukan perencanaan dan melaksanakan tugas penggerak pariwisata kabupaten Bandung meliputi promosi, sosialisasi, sosial, dan pencitraan Seni Budaya dan Kepariwisataan di wilayah Kabupaten Bandung. Masalah yang ada yaitu masih terdapat beberapa kekurangan dalam kegiatannya melakukan fungsinya sebagai penggerak pariwisata kabupaten Bandung, seperti kreatifitas mengenai konsep konten, manajemen media sosial, pemahaman lebih mengenai desain grafis untuk mendukung kualitas konten yang mereka tampilkan dalam berbagai platform media sosial yang dimiliki agar dapat lebih menarik secara tampilan visualnya. Dari masakah yang ada, penulis bertujuan membuat pelatihan Pelatihan komunikasi pemasaran digital, public writing (copy writing) dan konten desain grafis yang dilengkapi dengn e-modul. Perancangan ini ditujukan agar lebih maksimal dalam melakukan perencanaan dan melaksanakan tugas penggerak pariwisata kabupaten Bandung meliputi promosi, sosialisasi, sosial, dan pencitraan Seni Budaya dan Kepariwisataan di wilayah Kabupaten Bandung.
Siswa pada SDN 1 Cipagalo ini tergolong cukup banyak dan masih butuh pengetahuan mengenai pandemi virus Covid-19 yang sedang terjadi hal ini tandai dengan belum tersedianya protokol kesehatan seperti cek suhu tubuh dan belum adanya banyak wastafel untuk mencuci tangan. Saat ini pemerintah sudah menetapkan masa New Normal yang harus tetap melakukan kegiatan seperti biasa namun tetap menggunakan protokol kesehatan antara lain, jaga jarak, memakai masker dan rajin mencuci tangan. Namun pada SDN 1 Cipagalo belum memiliki wastafel yang memadai, oleh karena itu peneliti ingin membuatkan produk wastafel movabel menggunakan ilustrasi tematik (washmatic) dilengkapi dengan panduan mencuci tangan dan ilutrasi yang disukai oleh anak-anak. Ini bertujuan agar lebih semangat untuk mencuci tangan dan mencegah tertularnya virus Covid-19.
Potensi dari SDN 1 Cipagalo yang berada dilokasi strategis ini sangat tinggi untuk dikembangkan karena jumlah siswanya tergolong banyak dengan jumlah 564 siswa tetapi belum memiliki wastafel yang layak untuk siswa, guru maupun karyawan yang ada disana untuk mempersiapkan masa new normal. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru SDN 1 Cipagalo, mereka sangat mebutuhkan wastafel movabel menggunakan ilustrasi tematik(washmatic) untuk siswa, guru maupun karyawan yang ada disana. Selain pembuatan produk watafel movable, guru yang ada di SDN 1 Cipagalo juga berharap dapat diberikan bimbingan khususnya mengenai cara mencuci tangan yang baik untuk SDN 1 Cipagalo.
Terkait dengan permasalahan yang ada pada mitra atau masyarakat sasar, solusi yang akan diberikan adalah pembuatan produk. Tim Pengabdian Masyarakat yang terdiri dari dosen program studi Desain Komunikasi Visual Universitas Telkom akan merancang produk sesuai dengan kebutuhan yaitu wastafel movable menggunakan ilustrasi tematik (washmatic) untuk mempersiapkan masa new normal pada SDN 1 Cipagalo yang bertujuan untuk mencegah virus Covid-19. Tampilan pada wastafel movable ini disesuaikan dengan masyarakat sasar yaitu berupa ilustrasi karakter yang disukai anak-anak, hal ini bertujuan agar anak-anak lebih tertarik untuk mencuci tangan.
Artikel blog ini dibuat berdasarkan Focus Group Discussion yang diadakan di Bandung tanggal 30 Mei 2020 bekerjasama dengan pengajar dari DKV FIK Telkom University.
Kopi
menjadi salah satu komoditas unggulan di Jawa Barat. Jika berbicara tentang
kopi, salah satu sentra komoditas perkebunan ini, terletak tidak jauh dari
pusat Kota Bandung, Pangalengan. Wilayah yang berada di daerah pegunungan ini
menjadi salah satu ikon penghasil kopi yang namanya sudah sohor di penjuru
Indonesia. Belakangan, bermunculan komunitas-komunitas, salah satunya “Ambeu
Pangalengan” yang fokus pada kegiatan pendampingan mitra bagi para pelaku di
industri ini. Komunitas ini didirikan di tahun 2017, yang adalah komunitas
penggiat kopi varian Java Arabica Preanger. Kegiatan yang dilakukan komunitas
ini di antara lain adalah, kegiatan ecotourism,
penyuluhan kepada para petani kopi, kegiatan wisata bagi para penyuka kopi, dan
pendampingan / fasilitator kepada mitra-mitra pebisnis kopi pemula yang ada di
Pangalengan.
Masyarakat binaan di Komunitas Ambeu Preanger Pangalengan memiliki hasil produksi berupa komoditas kopi, di kecamatan Pangalengan. Seiring berjalannya kegiatan komunitas, mereka meluaskan penerima manfaat kepada dampingan yang lain seperti pengusaha kedai kopi dan pengolah biji kopi mentah di kecamatan yang sama. Namun pada hasil temuan awal, komunitas ini belum mempunyai logo serta mengaplikasikannya di kemasan produk mereka secara maksimal. Padahal ini sangat berkaitan dengan keberlangsungan kegiatan mereka sebagai komunitas, dan juga sebagai lembaga yang berkepentingan untuk mentransfer nilai-nilai kepada investor dan masyarakat dampingan mereka.
Logo sendiri memiliki peran yang penting bagi
para pelaku usaha baik usaha skala besar maupun usaha kecil menengah (UKM).
Logo dapat diibaratkan seperti sebuah wajah yang menjadi kesan pertama bagi
yang melihatnya, oleh karena nya sebuah logo menjadi sesuatu yang harus divisualisasikan
enak dipandang, serta relevan sehingga mampu memberikan penjelasan mengenai apa
yang ditawarkan perusahaan pemilik logo, salah satunya adalah pengusaha UKM
atau Komunitas Salah satu hal yang dapat menjadi objek pengimplementasian logo
adalah kemasan, yang dapat merupakan pencerminan identitas dari produk yang
dijual oleh UKM tersebut.
Menyadari pentingnya hal tersebut, para pengajar dan mahasiswa dari program studi Desain Komunikasi Visual – Fakultas Industri Kreatif Universitas Telkom, akan melaksanakan pengabdian masyarakat bagi komunitas ini dengan judul kegiatan “Perancangan Logo dan Implementasinya pada Kemasan untuk Komunitas Petani Kopi Ambeu di Pangalengan”. Program ini dilaksanakan tiga orang dosen yaitu Wibisono Tegar Guna Putra, Lingga Agung, dan Diani Apsari. Serta tiga orang mahasiswa yaitu Luqman Rusdan Wiwaha, Hanif Tufail, dan Raftsany Zuhri Sjuhada Putra.
Program abdimas ini kemudian diadakan dengan
melakukan pendekatan participatory
melalui Focus Group Discussion
terhadap desain logo dan kemasan yang akan dhasilkan bagi komunitas dan
produk-produk mitra dampingan mereka. Program pengabdian masyarakat ini ditekankan
pada optimalisasi pembentukan citra melalui logo dan kemasan komunitas
pendamping petani dan wirausahawan di bidang komoditas kopi di Kecamatan
Pangalengan. Pemahaman dan kemampuan para anggota dan mitra komunitas akan
ditekankan pada partisipasi aktif mereka dalam diskusi pembentukan logo.
Sekaligus menjadi sarana bagi komunitas untuk menyampaikan nilai-nilai yang
akan mereka tularkan kepada masyarakat dan mitra dampingan.
Dikarenakan adanya pandemi Covid19 yang melanda Indonesia di periode dilaksanakannya abdimas ini, maka proses Focus Group Discussion dilakukan secara daring.
Berikut ini adalah dokumentasi proses FGD yang dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom:
Peserta Kegiatan Abdimas yang dilakukan melalui Zoom
Ambeu Preanger – Logo Presentation
Logo Alternatif 1
Penerapan Logo Alternatif 1
Logo Alternatif 2
Penerapan Logo Alternatif 2
Logo Alternatif 3
Penerapan Logo Alternatif 3
Logo Alternatif 4
Penerapan Logo Alternatif 4
Logo Alternatif 5
Penerapan Logo Alternatif 5
Kegiatan
abdimas ini pun didokumentasikan dalam bentuk video yang dirilis dalam link
Youtube sebagai berikut :
Dokumentasi Video Kegiatan Abdimas – Komunitas Petani Kopi Ambeu, Pangalengan
Supaya manfaat yang dirasakan oleh mitra sasar berlangsung secara berkelanjutan, pun hasil Focus Group Discussion yang diperoleh dalam kegiatan abdimas ini akan digunakan sebagai dasar penentuan program lanjutan di lokasi yang sama, dalam proposal pengabdian masyarakat berikutnya.
Tim Pelaksana Kegiatan Dosen: Wibisono Tegar Guna Putra, Lingga Agung, dan Diani Apsari Mahasiswa: Luqman Rusdan Wiwaha, Hanif Tufail, dan Raftsany Zuhri Sjuhada Putra.
UKM telah memberikan kontribusi yang besar dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan pendapatan bagi masyarakat Indonesia. Karena itu, pemberdayaan dan pengembangan yang berkelanjutan perlu dilakukan agar UKM tidak hanya tumbuh dari aspek jumlah semata, tetapi juga dalam aspek kualitas dan daya saing produk beserta brandnya. Salah satu pembentuk daya saing dari sebuah brand UKM adalah bagaimana brand tersebut terekam dalam foto produk, yang biasanya dipajang dalam etalase digital di media sosial berupa Instagram atau marketplace lainnya.
Fotografi merupakan media seni yang memililki kelebihan tersendiri dibanding media seni lainnya. Foto dapat kita gunakan untuk membuat sesuatu yang tadinya biasa saja menjadi sebuah karya visual yang berbeda dan menarik. Fotografi juga memperhatikan berbagai hal seperti aspek teknis dan dukungan peralatan, yang juga diperkaya dengan adanya ekspresi, makna serta fungsi (Wibowo, 2015).
(Wibowo, 2015)
Salah satu fungsi dari fotografi adalah meningkatkan penjualan, yang diimplementasikan oleh fotografi produk. Fotografi produk sendiri merupakan salah satu senjata utama bagi para brand UKM untuk berjualan di toko online, media sosial, atau marketplace. Karena, untuk memenangkan persaingan pada bisnis online, tiap brand harus berbeda dari yang lain. Jika satu brand tidak mempunyai ciri khas atau fotografi produk yang menarik, kemungkinan besar pembeli tidak akan tertarik membeli produknya sehingga dikhawatirkan penjual tersebut akan gulung tikar.
Berdasarkan artikel Nagaristudio, salah satu fenomena yang menarik adalah, kebanyakan para konsumen mengetahui tentang suatu produk, berdasarkan foto produk tersebut, bukan dari deskripsi atau caption yang ada di dalam media sosial brand tersebut. Ini diakibatkan oleh kecenderungan manusia yang lebih cepat menerima informasi dalam bentuk visual, terutama dalam bentuk foto. Bahkan, 80% penjualan suatu produk terjadi karena pengaruh dari foto produk tersebut. Ini membuktikan bahwa foto produk yang baik dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk yang dijual. Sebuah produk yang seharusnya mahal dapat menjadi tampak murahan di mata konsumen akibat foto produk yang buruk. Sebaliknya, dengan foto produk yang baik, konsumen dapat berpendapat produk tersebut mempunyai harga yang tinggi dan berkelas, meskipun sebenarnya harga produk tersebut lebih murah.
Semua teknik foto produk tersebut membutuhkan pemahaman teknik
yang khusus, tetapi dapat dipelajari dengan seksama, menggunakan benda dan
peralatan yang mudah didapatkan serta digunakan oleh para pemilik brand,
termasuk pelaku UKM. Salah satu peralatan yang mudah digunakan oleh pelaku UKM
tersebut untuk membuat foto produk adalah smartphone. Dengan pengetahuan teknik
yang tepat, maka dengan peralatan yang sederhana pun foto produk dapat dibuat.
Mengingat pentingnya hal tersebut, maka pengajar dan mahasiswa dari program studi Desain Komunikasi Visual – Fakultas Industri Kreatif Universitas Telkom, akan melaksanakan pengabdian masyarakat bagi koperasi dan pelaku UKM dengan judul kegiatan “Pelatihan Fotografi Produk Menggunakan Smartphone untuk UMKM Kuliner di Kabupaten Bandung”. Program ini dilaksanakan tiga orang dosen yaitu Rizki Yantami Arumsari, Wahyu Lukito, dan Diani Apsari. Serta dua orang mahasiswa yaitu Mundiasari Nadhifah dan Fadhilah Salsabila.
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Januari-Juni
2020. Metode yang digunakan untuk
pengumpulan data adalah observasi visual, wawancara dan studi pustaka . Diharapkan
setelah program ini berlangsung, citra dan permintaan produk UMKM binaan
Kabupaten Bandung sebagai masyarakat sasar dapat meningkat.
Dikarenakan adanya pandemi Covid19 yang melanda Indonesia di periode dilaksanakannya kegiatan abdimas (Pengabdian Masyarakat) ini, maka proses pelatihan dilakukan secara daring melalui platformZoom disertai dengan proses pendampingan tiap pelaku UMKM dan asistensi hasil foto sesudah presentasi penyampaian materi pelatihan melalui media WhatsApp Group.
Berikut ini adalah dokumentasi proses pelatihan kepada pelaku UKM yang dilakukan secara daring:
Video Dokumentasi Pelatihan Fotografi Produk Menggunakan Smartphone untuk UMKM
Pembicara – Wahyu Lukito
Peserta Acara
Tahap 1 – Membuat mini Studio
Tahap 2 – Membuat Konsep Foto Produk
Tahap 3 – Menata Produk dan Properti
Tahap 4 – Pemotretan
Tahap Pemotretan
Tahap 5 – Editing
Before – After
Contoh Hasil yang Berlebihan
Hasil Akhir
Tim Pelaksana Kegiatan Dosen: Rizki Yantami Arumsari, Wahyu Lukito, dan Diani Apsari Mahasiswa: Mundiasari Nadhifah dan Fadhilah Salsabila